Minggu, 27 September 2015

SKRIPSI Guru Pak STAKPN- SENTANI



TANGGUNG JAWAB GURU SEKOLAH MINGGU DALAM MENINGKATKAN
MORAL REMAJA JEMAAT GIDI AGAPE SENTANI


PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen





Oleh :

MERALINCE PAHABOLO
NIM. 2011.04.0083



KEMENTRIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN NEGERI ( STAKPN )
BURERE - SENTANI TAHUN 2015
LEMBAR PERSETUJUAN

TANGGUNG JAWAB GURU SEKOLAH MINGGU DALAM MENINGKATKAN MORAL REMAJA DI JEMAAT GEREJA GIDI AGAPE SENTANI
SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Akademik
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen



Oleh :
MERALINCE PAHABOL
NIM. 2011.04.0083



Menyetujui
Dosen Pembimbing


FENNY R. HEWELDERY, M.Pd.K
NIP. 19700216 20051 2 010


ii

LEMBAR PENGESAHAN
                  Diterima oleh Panitia ujian Proposal Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Kristen pada sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri ( STAKPN ) Burere  Sentani guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen pada Hari …………….. Tanggal ……… Bulan…….2015
Mengesahkan
Panitia Ujian Proposal Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Kristen Pada
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri
( STAKPN ) Burere – Sentani
                 Ketua                                                                          Sekretaris


EVELIEN F. UGADJE, S.Th.M.PD                                 SARCE M GARJALAY, M.Pd.K
NIP. 19731027 200312 2 002                                         NIP. 19680209 200012 2 004

Dosen Penguji

JOLANTY W. PENTURY, M.Pd.K



iii
LEMBARAN MOTTO

“Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman’”
                                                                                                              ( Filipi 4 : 6 )

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
memperbaiki kelakukan dan  mendidik orang dalam kebenaran”
                                                                                                                 ( Timotius 3 : 16 )







iv

KATA PENGANTAR
                   Puji dan syukur penulis panjatkan kepada  Allah Bapa dalam Kristus Yesus atas bimbingan dan pertolonganNya sehingga proposal penelitian skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dalam mengalami pengetahuan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun. Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada :
1.      Yosep Kambu, S.PAK,. M.Si selaku ketua sekolah tinggi agama Kristen protestan negeri burere sentani.
2.      Ibu Evelien F. Ugadje, S.Th. M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Kristen di ( STAKPN ) Burere-Sentani Jayapura.
3.      Ibu Sarce Garjalay, S.Th. M.Pd.K  Selaku sekretaris Jurusan yang selalu memberikan dukungan penuh.
4.      Ibu Fenny Heweldery, M.Pd.K selaku Dosen Pembimbing yang dengan setia memberikan masukkan informasi untuk penulisan proposal skripsi hingga selesai.

v
5.      Tuhan Yesus Kristus yang mempunyai segala-galanya yang memberikan hikhmat dan pengetahuan dan kesehatan yang baik kepada penulis sehingga dalam penyusunan skripsi dengan baik.
6.      Buat kedua Orang Tuaku Bapak Simson Bahabol dan mama tercinta Marianita Kobak yang telah membersarkan, serta mendoakan dalam pendidikan hingga saat ini.
7.      Suami Tercinta Yohanes Kobak, SP yang dengan sabar memberikan dukungan dan doa selama saya ada dalam bangku kuliah hingga selesai kuliah, dengan setia mendapingi anak-anak dalam keluarga. Serta memotivasikan setia kegiatan yang berlangsung.
                     Namun pada akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya akan kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri penulis dalam penyususnan skripsi ini. Oleh sebab itu pembaca bias memberikan kritikan dan saran yang membagun, sehingga di lain waktu akan disempurnakan.
Sentani,  September 2015
Penulis



Meralince Bahabol
Nim. 2011.04.0083
vi








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL  ……………………………………………………………………………………     i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………………………….      ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………………..      iii
MOTT DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………………………..        iv
KATA PENGANTAR  …………………………………………………………………………….........   vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………......   viii

BAB I       PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang …………………………………………………………….........        1
B.        Identifikasi  Masalah …………………………………………………………...       4
C.         Perumusan Masalah
D.        Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..         5
E.         Manfaat Penelitian  ....................................................................................              6
F.         Definisi Operasional ………………………………………………………….         7
G.        Sistematika Penulisan ……………………………………………………….         8

vii
BAB II    LANDASAN TEORITIS
A.        Telaah Kepustakaan …………………………………………………….......         10
B.        Kerangka Pemikiran ………………………………………………….........          31
BAB III   METODE PENELITIAN
A.        Metode Penelitian ........................................................................................      32
B.        Variable Penelitian …………………………………………………………         32
C.         Populasi dan Sampel …………………………………………………………      33
D.        Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………….    34
E.         Teknik Analisis Data …………………………………………………………      36

BAB IV    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.        Tinjauan Umum ………………………………………………………………..      37
B.        Karakteristik Responden  ………………………………………………….
C.         Hasil Penelitian ………………………………………………………………..       42
BAB V    PENUTUP
A.        Kesimpulan …………………………………………………………………...          50
B.        Saran dan Kritikan ………………………………………………………….        53
viii
C.         Daftar Pustaka …………………………………………………………………       54
D.        Rencana Biaya Penelitian …………………………………………………       56
E.         Waktu Penelitian ……………………………………………………………..        56
F.         Lampiran soal Angket ……………………………………………………….       57






BAB   I
PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang  Masalah
                 Gereja yang hadir  dan yang  selalu di pakai untuk melayani  dunia melalui persekutuan  Orang-orang percaya  kepada tuhan Yesus Kristus, yang adalah sebagai Tuhan dan Juru selamat Umat Manusia.
        Gereja di Panggil  ( terpanggil  untuk  melaksanakan  amanat  Agung  ,dan panggilan  Yesus untuk menjadikan  semua bangsa itu murid Tuhan  ( Ban  Matius 28 :19-20 ) dan inilah yang harus terus di wujutkan melalui pelayanan  sehingga orang dapat menyaksikan perbuatan –perbuatan  Allah yang besar  kepada semua bangsa ( 1 Petrus 2 :9 ; efesus 3: !0 )  Maka dengan demikian yang  harus di lakukan adalah bagaimana kita mau untuk mewujutnyatakan kasih Allah itu bagi sesama, yang kita lakukan adalah  Memberikan Pengajaran  melalui Firman Allah khususnya  bagi anak  Sekolah minggu kelas  anak. Karena mereka merupakan dasar dari pertumbuhan  untuk mendapatkan ajaran –ajaran tentang kasih Allah, yang akan di berikan sebagai  Penyataan Allah.  Karena bukan hanya pengajaran Rohani saja akan tetapi  jasmani juga di haruskan  untuk dapat di berikan pada anak  sekolah minggu   Persoalannya adalah  Siapakah yang akan  memulai untuk  dapat memberikan   pengajaran, tentulah jawabanya adalah gereja  , dan siapakah Gereja ? Gereja adalah  Orang –orang yang percaya kepada Tuhan Yesus kristus , sehingga yang menjadi basis  atau yang terutama adalah  orang tua .,
  Secara khusus adalah para Pengasuh sekolah minggu , yang menjadi tanggung jawab untuk   memberikan pengajaran selama anak berada di ladam linggkuangan  Gereja , sebab sangat banyak  warga grereja yang enggan untuk menjadi pengajar atau guru sekolah Minggu , Karena  merasa kurang  dan tidak mampu untuk  mengajar tentang Firman  Tuhan  ,bahkan ada yang mempunyai alasan bahwa mereka mempunyai kesibukan yang sanagt tinggi , dan inilah yang menjadi kendalah yang  berlaku  dalam  Gereja   DI Tanah Papua, yang dapat kita lihat dan baca di dalam  buku  Pedoman   Pelayannan  Unsur-unsur GIDI  DI Tanah Papua, dan inilah yang akan menjadi “pergumulan Gereja –gereja Khususnya di jemaat kami  dalam bidang  pembinaan  dan pembanggunan warga  jemaat”  sehingga  Gereja juga perlu  pola pengajaran dan pembinaan   pada usia tingkat remaja, akan tetapi yang lebih utama adalah  dengan meningkatkan pola pelayanan  di dalam setiap kelas,  Bila kita simak kembali bahwa dalam kenyataan   kehidupan bergereja , anak dan remaja  yang di bina dalam bentuk  sekolah minggu  masih kurang untuk di perhatikan  secara baik , padahal anak dan remaja yang ada di dalam  gereja adalah ahli waris gereja  di masa yang akan datang.   sebuah kenyataan yang kita lihat selama ini adalah  bagaimana keterpanggilan setiap orang untuk menyerahkan dirinya di pakai oleh Tuhan  menjadi seorang pelayan  sekolah minggu  atau pengasuh sekolah minggu  yang telah  banyak melakukan tugasnya dengan sangat penuh bertanggung jawab guna  meningkatkan moral anak . yang akan di khususkan bagi anak sekolah minggu. Yang masih dalam umur 13 – 15  tahun , yang seharusnya benar-benar mendapat perhatian dalam memberikan pelayanan  dengan sangat efektif,
 oleh karena harus baanyak menggunakan alat-alat peraga yang dapat menolong anak di dalam mengajar. Sehingga apakah  pelayanan  guru itu telah  malakukan  tugas nya dengan efektif dan benar sehingga anak itu dapat mengikuti apa yang di katakan, pelayanannya telah menyentuh  realitas kehidupan  anak atau belum ,apakah ada perubahan  dalam pola hidup mereka , Ricahard L. Dresselhaus, menggemukakan pandangannya  mengenai  efektifnya pelayanan sekolah minggu untuk guru sekolah minggu  sebagai berikut “ Apabila saudara melayani   anak-anak ,maka suatu pintu  kesempatan  yang indah sekali telah  terbuka  di hadapan  saudara “ sudah terlalu lama gereja gagal  dalam malihat adanya kemungkinan-kemungkinan  besar  untuk mencapai anak-anak bagi Kristus dan untuk mendidik mereka ke jalan yang benar  sejak  kecilnya.  Karna yang terjadi  Guru sekolah minggu di hadapkan dengan berbagai persoalan  yang menjadi masalah yang  kami hadapi antara lain ;
a. Anak sering bermain ketika hari minggu . ( malas ibadah )
        b.  Anak  malas untuk  ikut ibadah minggu pagi / ibadah – ibadah yang lain
 c.  Anak sering menggunakan kata kotor (maki  orang tua dan teman – teman 
d.   Anak sering mengisab rokok, bahkan ada yang sering mencuri.
e.  Anak  suka berkelahi.
              Dari permasalah yang  kami dapati inilah yang menjadi pokok masalah yang sangat rawan bagi anak usia  perkembangan . sehingga untuk pembentukan moral anak itulah sebagai rugu sekolah minggu merasa terbeban untuk bagaimana, meningkatkan  moralitas anak di jemaat kami .
Orang-orang yang ada di dalam pendidikan  teologiapun mengganggp bahwa “tidak cukup “ untuk mengerti Alkitab  dan tidak mampu menanggapi firman Tuhan  karena masih ada cara melayani  yang tidak sesuai atau kurang    dengan batas usia atau umur anak sekolah minggu  sehingga  perlu untukdi garis bawahi  kata-kata  yang” kurang baik dan cara-cara melayani“  karena inilah yang dapat kita ketegorikan  sebagai   pelayanan dalam pengajaran  guru sekolah minggu, dalam pengertian  bahwa yang kurang baik menunjuk  pada suatu masalah  yaitu merupakan tugas dan tanggung jawab guru sekolah minggu .Dari latar belakang masalah yang telah  di uraikan  pada  pendahuluan  maka penulis      akan  merasa perlu  untuk  mengembangkan  dan  mengkaji  permasalahan  ini dalam sebuah  penilisan  dengan judul : TANGGUNG  JAWAB  GURU SEKOLAH MINGGU DALAM MENINGKATKAN MORAL    REMAJA  DI JEMAAT GIDI AGAPE -SENTANI

B.  IDENTIFIKASIH  MASALAH
1. Identifikasi masalah
a. Anak  malas untuk datang ikut ibadah minggu pagi / ibadah – ibadah yang lain
 b. Anak sering menggunakan kata kotor (maki  orang tua dan teman – teman  )
c.  Anak sering mengisab rokok, bahkan ada yang sering mencuri
d.  Anak  suka berkelahi

C.      PERUMUSAN  MASALAH
Berdasarkan  Penjelasan  pada latar belakang masalah di atas  maka perumusan masalahnya  adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Tanggung jawab Guru sekolah minggu di  jemaat  AGAPE GIDI     ?
2.       Bagaimana  peningkatan moral  Remaja di jemaat  AGAPE  GIDI di Sentani  ?

D.      TUJUAN  PENELITIAN             
1.    Untuk mengetahui  tanggung jawab guru sekolah minggu di jemaat  Agape GIDI ?
2.      Untuk Mengetahui  peningkatan moral Remaja di jemaat AGAPE GIDI  ?

   E .     MANFAAT  PENELITIAN
Manfaat yang di ambil dalam penelitian ini adalah  :
1.          Manfaat  Akademik
a.        Agar  apa yang di dapat dari ilmu pengetahuan  dan juga pengalaman selama menjadi pengajar di sekolah juga menjadi guru sekolah minggu akan  terus di kembangkan  dan dapat di pakai di depan pelayanan .
b.      Dapat memberkan masukan bagi lembaga gereja  untuk dapat  mencari jalan keluar demi penyelesaian  permasalahan  yang  telah di sebutkan di atas.

2.       Manfaat  Praktis
a.             Bagi majelis jemaat, penelitian ini ,merupakan masukan  bagi  pembelajaran yang perlu  di ajarkan pada anak sekolah minggu  untuk peningkatan kualitas  iman anak remaja.
b.               Bagi guru sekolah minggu agar selalu dapat menerapkan pengajaran sesuai tingkat umur anak sekolah minggu.
c.                Sebagai  sumbangan pikiran  bagi Sekolah Tinggi agama Kristen Protestan Negeri  ( STAKPN ) Dalam upaya membantu gereja-gereja  untuk membangun  pengetahuan dan pengajaran  sekolah minggu .

F.      DEFENISI  OPERASIONAL
1.           TANGGUNG  JAWAB GURU SEKOLAH  MINGGU
Tanggung Jawab adalah : keadaan wajib  menanggung segala sesuatu, memikul tanggung jawab dan menanggung segala akibat. (  kamus besar bahasa Indonnesia : 106  )   Melayani supaya anak – anak mengenal Allah sebagai Tuhan ,pencipta dan pepelihara alam semesta, Mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat Penebus dosa manusia sesama, dan mengerti akan  kedudukan  dan sebuah  panggilan  mereka  selaku warga gereja  dan turut terlibat secara aktif dalam pengenalan akan  gerejanya, Mengasihi  sesama manusia oleh karena  kristus Yesus telah terlebih dulu mengsihi kita. Dapat menginsafi kesalahan  dan selalu mau untuk bertobat kepada Tuhan , dan Terus menerus mau untuk belajar Firman Tuhan  serta
Suka mengambil bagian dalam  kebaktian  di Jemaat, suka melayani tuhan di dalam  segala bidang kehidupan .

2.     MENINGKATKAN  MORAL REMAJA
                      Meningkatan moral remaja  adalah suatu proses perbuatan didalam menyempurnakan usaha tindakan yang dilakukan secara bertahap dan terakumulasi terhadap intensitas siswa. Peningkatan watak anak sebagai pribadi dan mahkluk sosial melalui pendidikan keluarga, sekolah, pergaulan, ideologi dan agama. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan jahat yang berhubungan dengan sikap, akhlak, budi pekerti, susila. Peningkatan  moral anak harus dibarengi dengan tingkat pengetahuan yang benar serta terarah kepada pembentukan watak dan tata nilai kehidupan sebab pengetahuan tanpa moral yang baik adalah kesia-siaan.

3.              GEREJA GIDI  AGAPE SENTANI
Gereja GIDI AGAPE adalah nama gereja yang akan penulis jadikan tempat meneliti.

G.      SISTEMATIKA  PENULISAN
         Sistematika  penulisan ini di susun dalam lima bab, di mana masing-masing  bab di bahas secara  rinci dalam sub-sub sebagai berikut :
BAB  I.  PEDAHULUAN  : Menguraikan  tentang
A.      Latar belakang  masalah
B.       Perumusan masalah
C.       Tujuan penelitian
D.     Manfaat penelitian
E.      Defenisi operasional dan
F.      Sistematik penulisan
 BAB  II.  LANDASAN  TEORITIS  Menguraikan tentang :
A.               Telaah kepustakaan  dan  
B.               Kerangka pemikiran
  BAB III.  METODE PENELITIAN   Menguraikan tentang :
A.       Metode penelitian
B.      Variable penelitian,
C.      Populasi  dan Sampel
D.     Teknik  pengumpulan Data
E.      Teknik analisa Data  
         
           BAB  IV.  PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.       Karakteristik  responden dan
B.       Hasil  Penelitian     
  BAB  V     PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.      Saran – saran
C.      Kritikan
D.     Daftar pustaka
E.      Lampiran-lampiran
















BAB II
LANDASAN  TEORITIS

A.   TANGGUNG  JAWAB  GURU  SEKOLAH  MINGGU
          1.     GURU SEKOLAH MINGGU SEBAGAI   GEMBALA
                  Injil Yohanes 10 : 14 berkata bahwa Akulah Gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Ayat ini memberikan penjelasan secara implisit bahwa tipologi gembala yang baik juga berlaku bagi setiap pendidik dalam hal ini seorang guru sekolah minggu. Seperti seorang gembala yang menjadi pembimbing  dan pemelihara kawanan domba; Ia bertanggung jawab atas domba-domba-Nya, dan melindungi domba-dombanya dari bahaya baik secara interen maupun eksteren, demikian juga dengan seorang guru. Hal penting untuk guru sekolah minggu sebagai gembala adalah mengembalakan murid-murid-Nya, mengawasi dan memberi perlindungan serta mengayomi murid-muridnya dalam segala hal. Gembala yang baik  tidak lepas dari pengawasan gembala yang Agung yaitu Tuhan Yesus. Jadi dengan demikian sebagai guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas ganda, bukan saja sebagai penafsir ilmu, tetapi yang paling penting adalah pembinaan moral anak remaja lewat pengembalaan.
                Yesus memberikan mandat kepada setiap orang, baik hamba Tuhan yang bekerja secara full time maupun mereka yang bekerja sebagai part time, artinya bahwa yang harus menjadi gembala adalah mereka yang telah menerima mandat itu di dalam keluarga. Kepala rumah tangga sering disebut juga sebagai gembala  keluarga. Dengan demikian bahwa Yesus tidak hanya memberikan mandat itu kepada hamba Tuhan saja, melainkan juga bagi mereka yang turut atau terlibat di dalam pelayanan pekerjaan-Nya.
                     Substansi guru dari keberadaan guru sekolah minggu sebagai seorang gembala adalah bagaimana guru sekolah minggu itu dapat membentuk kehidupan rohani dari anak didik. Dalam kaitan ini, semua pola dan cara penggembalaan yang dilakukan  haruslah mencirikan pola Yesus Kristus. Karena itu pernyataan yang mutlak dipahami adalah seorang guru sekolah minggu harus mengenal anak didik dengan sebaik-baiknya. Segala kehidupan anak didik, baik suka maupun duka, dalam sekolah atau diluar sekolah harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya. Untuk itu guru sekolah minggu harus selalu hidup dalam ajaran yang benar, setia dan menjadi teladan seperti Yesus Kristus. Guru sekolah minggu harus cakap dalam membaca, mengajar, serta tidak boleh sedikitpun melupakan  karunia Allah yang dipercayakan kepadanya.    Guru juga dapat disebut sebagai Gembala bagi anak didiknya. Ia bertanggung jawab atas hidup rohani mereka, ia wajib membina dan memajukan hidup rohani mereka. Tuhan Yesus sudah menyuruh dia (guru dan orang tua) untuk memelihara domba-domba-Ku, sebab itu seharusnya seorang guru bersama orang tua mengenal tiap-tiap muridnya bukan namanya saja, melainkan latar belakangnya dan pribadinyapun. Ia harus mencintai mereka dan mendoakan mereka masing-masing di depan takhta Tuhan.
Adalah satuan  bagian dari guru pengajar yang melakukan  tugas gereja  secara khusus  pada sekolah minggu ( Poer wadarmita, 1987:725 ) atau gereja yang bertugas dalam lapangan  pelayanan  mengajar yang khusus untuk semua usia  ( maris.LAndreson, 2000;19 ), di katakan bahwa guru sekolah minggu /pengajar sebagai orang –orang yang secara khusus memberikan pengajaran memgenai azas-azas iman Kristiani dan isi Alkitab
a.         dengan Undang-undang No. 2 Thn. 1998, pasal 3 yang mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan Nasional.
b.      Kehadiran Pendidikan Agama Kristen di sekolah-sekolah memberikan kesegaran  bagi peserta didik, untuk menuntun mereka memahami apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, sehingga hal ini menjadi batasan bagi siswa untuk tidak melakukan hal-hal yang  akan  menjadi hambatan dalam prestasi belajar pada diri sendiri
c.       Pelayanan ,dalam alkitab PL ,dari bahasa  Ibrani Mesyaret ( LXX )  Leitourgos ) biasanya  menunjuk  kepada  pelayanan di bait suci atau di tempat lain. Dalam PB ,bahasa Yunani Diakonos  ( J.D Douglas,2001:636 ) tetapi dapat juga orang yang melayani  secara
pribadi  atau  secara rohani ( W.R.F. browning,2007:312 )
Seorang siswa yang memiliki spiritualitas yang bagus maka ia mampu memahami makna keberadaannya dan bagaimana ia berperan menjadi berkat bagi orang lain serta memuliakan Allah.

2       . GURU SEKOLAH MINGGU  SEBAGAI PENGINJIL
                 Kata penginjil berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Euanggelion” dari bahasa Inggris disebut “Evanggelis”, yang memiliki makna yaitu kabar kesukaan yang datang dari jauh menyejukkan hati.                           Guru  sekolah minggu sebagai penginjil harus mampu  menanamkan dasar-dasar Iman Kristiani kepada siswanya. Adapun tugasnya adalah sebagai berikut :
1). Memberikan pengertian yang radikal kepada siswa dalam hal Iman Kristen.
2). Menanamkan asas-asas ajaran Kristen yang berpusat kepada Yesus Kristus.
3). Memberikan penjelasan yang baik mengenai inti ajaran  Kristen yang benar.
4). Membentuk watak/moral siswa lewat ajaran Kristen yang benar.
5). Membentuk siswa menjadi seorang yang sejati didalam Iman Kristen.
Dengan demikian guru sekolah minggu sebagai penginjil adalah memberikan  kabar kesukaan, dan menanamkan inti dasar ajaran Kristen yang benar kepada siswa didik, dalam hal ini guru harus memiliki wawasan yang baik untuk dapat mempengaruhi orang lain (siswa).
             Sebagai penginjil artinya bahwa gurulah yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap  orang pelajaranya kepada Yesus Kristus. Belum cukup jikalau ia menyampaikan kepada mereka segala pengetahuan tentang Kristus. Tujuan pengajaran itu adalah supaya mereka sungguh – sungguh menjadi murid – murid Tuhan Yesus dan rajin dan setia. Guru sekolah minggu  tak boleh merasa puas sebelum anak didiknya menjadi seorang Kristen yang sejati.
          Kesimpulan kita ialah tugas  guru dalam pendidikan agama sangat penting, dan tanggung jawab berat. Guru itu di panggil untuk membagikan harta abadi. Dalam tanganya ia memegang kebenaran. Dan dalam pekerjaan Ia menghadapi jiwa manusia yang besar nilainya dihadapan Allah. Oleh karena itu jangan sekali – kali kita menanggap pekerjaan guru agama itu rendah atau gampang, pada hakekat pekerjaan itu tak kurang pentingnya dari pada tugas Pendeta. Guru itu juga menjadi seorang pelayan dalam gereja Kristus yang harus dijunjung  tingggi (Dr.E.G.Homrighousen dan Dr.I.H.Enklaar 1989 :180 ).

3.    DASAR ALKITABIAH DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGUNG JAWAB GURU SEKOLAH MINGGU.
                Guru sekolah minggu merupakan orang yang memberikan dirinya secara penuh kepada Tuhan Yesus Kristus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Guru, tidak boleh mengangap bahwa tugasnya mengajar hanya merupakan formalitas saja, terapi guru harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk membawa siswa kepada pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang benar dan sejati.
                    Dasar Alkitabiah yang mendorong pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru sekolah minggu yang terdapat dalam Injil Matius 28:19-20;  Karena itu pergilah, jadikan segala bangsa melalui baktislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarkanlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. “Dasar Alkitabiah ini disebut sebagai Amanat Agung.
             Guru sekolah minggu dalam melaksanakan tugasnya terpanggil untuk bertumbuh ke arah pengenalan yang semakin mendalam dan lengkap tentang pribadi Tuhan Yesus yang akan memungkinkan guru sekolah minggu memahami kehendak Tuhan dalam tugas dan tanggung jawabnya, membawa siswa dalam  pengenalan yang sejati akan pribadi dan karya Allah dan Tuhan Yesus sebagai jalan 'kebenaran dan hidup (Yohanes 1:18; 14-6).
                Guru sekolah minggu  bertanggung jawab membawa siswa kepada Kristus, sehingga siswa dapat mengenal dan mempermuliakan serta mengakui dengan lidahnya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat semua umat manusia yang ada di dunia ini (Filipi 2:5-ll). Pekerjaan guru sekolah minggu adalah pekerjaan yang mulia, sebab itu hendaknya guru sekolah minggu tidak menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai pekerjaan sampingan yang dianggap remeh. Tetapi hendaknya pekerjaan itu merupakan pelayanan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan.
               Permasalahan penting yang dihadapi gereja saat ini terkait dengan tiga pertanyaan pokok, yaitu : apa itu sekolah minggu ? dimanakah tempat sekolah minggu dalam pelayanan gereja ? apakah peran dan fungsi sekolah minggu dalam perkembangan gereja dan masyarakat
              Dikebanyakan jemaat dan gereja, ternyata sekolah minggu hanyalah sebuah kegiatan rutin di hari minggu pagi tanpa perencanaan dan strategi pelaksanaannya. Ada juga kenyataan bahwa sekolah minggu berjalan hanya diurus oleh beberapa orang pengasuh tanpa topangan. Bahkan sekolah minggu berjalan tanpa dibiayai secara baik oleh jemaat. Tidak banyak juga orang tertarik kepada pelaksanaan sekolah minggu, bahkan kebanyakan para pelayan firman (pendeta, guru jemaat dan penginjil) membiarkan pengasuh sekolah minggu mengajar tanpa bimbingan dan persiapan mengajar.

 4.   AMANAT  PENDIDIKAN KRISTEN
              Pengajaran  atau pendidikan  Kristen mulai ,berlangsung dan  berakhir dengan Allah . Pengajaran yang Alkitabiah   sangatlah di butuhkan dalam  ajaran dasar pada sekolah minggu  untuk masa yang akan datang bagi pertumbuhan anak-anak yang akan hidup dalam kemuliaan Allah “Suatu  analisis dari  Kitab Matius  28:19-20. “ Karena itu  pergilah ,jadikanlah semua bangsa muridku dan  babtiskanlah  mereka dalam nama Anak dan Roh Kudus,dan  ajarlah mereka  melakukan  segala sesuatu yang telah ku perintahkan  kepadamu .dan ketahuilah ,Aku menyertai kamu  sampai kepada  akhir zaman “

4.  PENDIDIKAN  DASAR SEKOLAH  MINGGU ( GEREJA )
             Gereja  seharusnya mempertahankan  program pendidikan warga jemaat dan bertanggung  jawab  untuk mengajar atau pengajaran  gabi umatnya . Dalam analisis  terakhir, Amanat agung kristus mengandung Amanat Pendidikan  ( Mat 28 : 19-20 ) juga di dalam  ,Kis  2 :42 . tugas pendidikan dalam jemaat  dengan jelas  di katakana  atau di uraikan  dalam kitab  Efesus  4 : 11-16.
1.        Pelayanan pendidikan dalam Jemaat  di lakukan  terutama oleh mereka yang  di berikan talenta  dan karunia  oleh Allah  untuk   mengajar dan kemudian  di berikan kepada gerejamen 
2.      Tujuan dari pelayanan  pendidikan  gereja  adalah  untuk mendewasakan  umat Tuhan melalui pendidikan dasar sekolah minggu  supaya mereka sanggub untuk  di pakai melayani ,karena ini merupakan proses dari Iman ,
3.      Jika proses pendidikan sekolah minggu di laksanakan dengan baik di dalam Gereja  maka pertumbuhan rohani anak dengan sendirinmya akan Nampak. Di dalam Buah-buah Roh 

6.      SEKOLAH MINGGU DALAM GEREJA
Pengertian ini mengandung beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian serius oleh    gereja, yaitu :
1)     Sekolah minggu adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh gereja. Sebagai sebuah usaha, sekolah minggu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Usaha ini dilakukan dengan kesadaran sungguh bahwa sekolah minggu penting di mata Tuhan dan bahwa anak-anak perlu dibawa kepada Tuhan.
2)     Sekolah minggu harus dilakukan secara teratur dan terencana oleh gereja dan jemaat-jemaat.
3).Sekolah minggu adalah bagian gereja dengan dua amanat, yaitu : memberitakan Injil kepada anak-anak dan memperlengkapi mereka dengan karunia Tuhan untuk mengembangkan hidupnya.
4).Sekolah minggu adalah tempat khusus yang disediakan Tuhan dalam gereja supaya anak-anak diajar, dibimbing dan dilatih untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
5).Melalui sekolah minggu gereja merencanakan dan mempersiapkan jemaat dan masyarakat di masa depan sesuai kehendak Tuhan.

7.   SEKOLAH MINGGU DAN PERINTAH MENGAJAR
Sekolah minggu yang dilaksanakan dalam gereja dan jemaat punya sejarah yang panjang tetapi bersumber dari Alkitab. Ia terkait dengan Perintah Mengajar yang diangkat dari 4 contoh teks Alkitab antara lain :
1)                      Ulangan 6:4-9, 20-25
Allah memerintahkan kepada orang tua Israel agar mengajar anak-anaknya tentang tiga hal, yaitu pengakuan iman Israel tentang TUHAN (Yahweh), perintah dan ketetapan Tuhan yang harus dilakukan turun-temurun dan sejarah penyelamatan Tuhan terhadap bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Ketiga hal ini harus diajarkan dan dibicarakan berulang-ulang setiap waktu dan di setiap tempat, ketika duduk di rumah, sedang dalam perjalanan, sementara berbaring ataupun bangun. Pengajaran itu haruslah menjadi lambang di dahi, ditulis di ambang pintu rumah dan seterusnya. Pengajaran tentang Tuhan begitu penting bagi masa depan bangsa Israel. Hal ini dilakukan karena Israel dipanggil Tuhan supaya menerima berkat-Nya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
2)                      Amsal 22:6
         Amsal merupakan cara yang dipakai oleh bangsa Israel untuk mendidik anak-anak mengenai Allah Israel. Melalui amsal mereka diajar, dididik dan dibimbing untuk mengenal dirinya, lingkungan hidupnya, tahu membedakan mana yang baik dan benar dari yang jahat dan salah. Orang Israel sadar bahwa tanpa pendidikan dan pengajaran iman dari generasi ke generasi, mereka tidak akan bertumbuh menjadi bangsa yang mengenal Allah dan diberkati Tuhan, serta menjadi bangsa yang tidak menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.
       Jika seorang muda dididik menurut jalan Tuhan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan Tuhan.
3)                      Matius 28:19-20
        Yesus tidak saja memberikan amanat agung-Nya kepada para murid dan gereja Tuhan untuk mengabarkan Injil kepada segala bangsa supaya menjadi murid-Nya dan membaptis mereka yang percaya, tetapi Dia juga memberikan perintah mengajar. “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepadamu…
      Pengajaran iman kepada anak-anak terjadi karena perintah dan amanat dari Yesus. Perintah mengajar ini barulah berakhir ketika kesudahan alam atau akhir zaman itu tiba,
4)                      Kolose 1:28
Pengajaran iman dalam jemaat atau gereja bertujuan untuk memberi nasehat, memimpin orang kepada kebenaran dan kesempurnaan hidup berdasarkan kasih Yesus Kristus. Dalam pengajaran ada nasehat dan kepemimpinan yang dibagi-bagikan antara seorang denbgan yang lain dalam Tuhan.

                Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu tugas gereja yang hakiki.Gereja yang dimaksud disini adalah gereja seperti yang dikemukakan diatas tadi.Oleh karena itu pendidikan agama Kristen menjadi tamggung jawab gereja. Iman kristen adalah dasar,motifasi,dan intisari pelayanan pandidikan agama krsten yaitu iman yang diikrarkan oleh gerfeja itu sendiri.Alat- alat kelengkapangereja baik individu maupun lembaga- lembaga Kristen yang dilaksanakan.Pendidikan Agama Kristen merupakan bagian yang takdipisahkan daripersekutuan gereja sebagai tubuh kristus.karena itu penidikan agama Kristen tidak hanya dilaksanakan dalam lingkungan organisasi gereja tetapi juga tengah – tengah masyarakat dan lingkungan bukan hanya tetapi juga oleh semua    alat kelengkapannya, antara  individu keluarga, dan sekolah Kristen .
                     Pernyataan – pernyataan ini dimiliki apabila seseorang benar- benar mengaplikasikan  makna iman itu sendirii dalam kehidupan sehari – hari.Karena Allah dalam kehendaknya telah mengatur, bahwa orang – orang percaya kristen  akan menikmati hak – hak khusus yang lebih besar dan bersama – sama mereka menerima penyempurnaan ( bad Ibrani  11 : 40 ).memang kita seringkali mengartikan iman itu adalah “ percaya  ” Iman memang biasa dikatakan percaya,tetapi iman itu tidak hanya sekedar percaya.Dalam bahasa Yunani iman itu disebut PISTIS dan dalam bahasa Ibrani disebut HEMIN.Dari kata ini kita mengenal istilah AMIN.Karena itu kalau ada berkata amin itu berita bahwa dan menerima apa yang anda doakan itu pasti akan terjadi kalau anda merasa ragu – ragu dan tidak yakin bahwa apa yang anda doakan pasti akan terjadi anda jangan berkata “ Amin,
 Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan iman
                    Kita tahu bahwa satu – satunya akses pintu ( pintu ) kepada perjanjian Allah adalah    melalui iman. Tanpa iman didalam kristus kita tidak pernah masuk dalam perjanjian Allah. Bagaimana orang benar bertumbuh dalam iman dalam surat Roma paulus mengatakan: “ mengatakan sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil  adalah ,kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama- tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab didalamnya nyata kebenaranya Allah, yang bertolak oleh iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis : orang benar akan hidup oleh iman “. ( Roma 1: 16-17 ).Jadi yang di maksud dengan pertumbuhan iman di sini orang yang benar- benar hidup di dalam kistus yang telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruslamat pribadiNya  dan bergantung sepenuhNya kepada Yesus.Allah ingin membangun manusia yang seutuhnya untuk dapat mengubah keluarga, masyarakat, dan bangsanya.Manusia dapat berubah lingkunganya adalah manusia nyang memiliki iman di dalam seluruh aspek kehidupannya.Siapakah dia dan darimanakah dia? dialah Kristus Tuhan dan juruslamat kita :Kehidupan kristus sebagai manusia, selagi Ia ada didunia ini adalah model yang patut kita contohi “ dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia ” ( Lukas 2: 52 ).
Ada 4 aspek yang bertumbuh dalam kehidupan kristus, keempat aspek nilai yang harus betumbuh didalam kehidupan kita. Untuk mencapai manusia yang seutuhnya, kita dapat perluh bertumbuh dalam empat dimensi :
1. Pertumbuhan jasmani – semakin besar
2. Pertumbuha Hikmat   -- semakin bertambah hikmat
3. Pertumbuhan Rohani  -  semakin dikasihi Allah 
4. Pertumbuhan sosial        - makin dikasihi oleh manusia
Bagaimana orang benar bertumbuh dalam iman ?  orang benar bertumbuh kalau dia hidup karena iman: “ sebab dia hidup karena iman  “ sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia setiap orang yang percaya, pertama- tama orang yahudi, tetap juga orang yunani. Sebab didalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,seperti ada tertulis : ‘’ Orang benar akan hidup oleh iman “  ( Roma 1 : 16-17 ).

4 . PENINGKATAN MORAL  REMAJA
a.      Moral  Remaja
Sesuai  dengan pendapat  para Ahli bahwa seseorang remaja adalah ; mereka  yang berumur  13 – 18 thn. Dan pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa  kanak- kanak. Akan tetapi bulum dapat di katakana  dewasa, karena masa itu masih di katakan  dengan masa transaksi yaitu masa yang masih labil. Dan Moral berasal dari bahasa  latin “Mores” yang bearti tata cara, kebiasaan perilaku dan adat istiadat dalam kehidupan. Rogers ,mengartikan Moral  sebagai pedoman salah  atau benar bagi perilaku seseorang yang di tentukan oleh masyarakat. Allen adalah salah seorang  pakar Etika juga mengatakan : bahwa Moral sebagai pola perilaku, prinsip- prinsip,konsep dan atauran – aturan yang di gunakan individu atau kelompok yang di gunakan individu atau kelompok  yang berkaitan dengan  baik buruk. Dan moral menurut ‘Piaget “ adalah  kebiasaan seseorang untuk berperilaku lebih baik  atau buruk dalam  memikirkan  masalah – masalah social terutama dalam  tindakan  moral.
Dalam pembentukan watak dan tata nilai atau moral dari siswa tentunya tidak lepas dari pembinaan-pembinaan moral yang baik. Dalam etika moral dijelaskan bahwa moral mempunyai tujuan untuk menerangkan hakikat kebaikan dan kejahatan. Hal ini penting sebab entah kita senang atau tidak, dunia manusia senantiasa dikuasai oleh gagasan-gagasan mengenai yang benar dan salah, yang baik dan yang jahat. Peningkatan moral dapat dilakukan oleh guru sekolah minggu sebagai mentor teaching dengan jalan  :
a.       Pembinaan melalui Ibadah-ibadah
b.      Pembinaan melalui Penelaan Alkitab
c.       Pembinaan melalui studi baca Alkitab  secara intensif
d.      Pembinaan melalui nasehat.
                 Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang diterima oleh umum sebagai suatu standar etika didalam melakukan sesuatu, baik yang berupa  perbuatan, sikap, kewajiban serta akhlak budi pekerti.
Moral yang baik adalah moral yang mampu memperlihatkan perilaku yang baik, atau perilaku karakter (behafior), maupun sikap (atitute) yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan kreasi Allah atau gambar Allah. Anak yang memiliki moral yang baik, maka anak itu akan memiliki masa depan yang baik pula. Sekiranya ada batasan-batasan yang diberikan bagi anak, maka itu hanya merupakan sebuah metode pencegahan, arti menghindari kerusakan moral dalam diri anak-anak. Sebagai seorang guru sekolah minggu, ia harus bersikap  secara moral memberi contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak-anak dapat mencontohi perilakunya yang baik. Pembentukan moral harus dimulai dari para orang tua dan guru sebagai pembimbing sehingga dapat menentukan standar  kebenaran dalam rumah maupun diluar rumah. Untuk peningkatan moral siswa maka hal yang harus mendapat perhatian yang serius dari Guru Pendidikan Agama Kristen adalah:

C.          RAJIN  BERIBADAH
                 Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah adalah segala lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap diri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.
                 Karl Barth seorang ahli Teologi Kristen terkenal abad 20 menyatakan bahwa ibadah Kristen adalah suatu  aksi yang sangat menentukan, paling mendesak dan paling mulia yang dapat terjadi dalam hidup manusia. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Robert N  “bahwa ibadah adalah suatu ekspresi hubungan  dimana Allah menyatukan dirinya dan kasihnya dalam Kristus dan melalui Roh Kudus  Ia menyampaikan anugerah-Nya, kemudian siswa menanggapi dengan iman, rasa syukur dan ketaatan”.  Ibadah adalah tanggapan kita kepada Allah atas segala sesuatu yang dilakukan-Nya bagi kita. Ibadah adalah respon jiwa kepada Tuhan Allah atas keagungan anugerahnya, kasihnya, kemurahan-Nya. Oleh sebab itu, jiwa kita sujud menyembah  dan  berserah  karena terpesona oleh karena hadirat Allah.  Rajin beribadah bagi siswa akan menghasilkan persekutuan dengan Allah dan memberikan tujuan bahwa ibadah akan mendatangkan kemuliaan Allah, mengembangkan sikap pribadi yang berkenan kepada Tuhan sehingga menumbuhkan Iman yang taat. Jadi ibadah adalah bukan sekedar rutinitas saja melainkan suatu janji yang akan terjadi baik masa kini maupun masa yang akan datang.
D.     Perubahan Perilaku
                 Perubahan perilaku hanya bisa terjadi apabila adanya pengaruh dari pembinaan moral yang baik. Konsep dasar dari perubahan perilaku atau karakter adalah  bagaimana menanamkan nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sifat-sifat dan watak siswa.  Dalam hal ini guru tidak hanya tampil sebagai penafsir ilmu pengetahuan tetapi hal yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai moral.
                 Hasil penelitian menyatakan bahwa seorang guru yang baik bukan saja dapat mengendalikan dirinya sendiri, tetapi juga dapat mempengaruhi orang lain (anak ), terutama anak didik. Anak bukan saja belajar melalui perkataan atau indera-indera yang lain tetapi juga melalui perilaku. Gurusekolah minggu tidak hanya mengajar anak atau mendidik mereka saja, tetapi lebih dari itu adalah ia menghendaki agar anak didik dapat berubah, dalam hal yang berhubungan dengan watak dan tabiat serta karakter mereka
Pengaruh yang merubah perilaku siswa adalah  :
1.                  Mampu dan sanggup mengembangkan potensinya.
2.                  Aktif dan kreatif mencari dan menemukan hal-hal yang baru.
                 Konsep yang mendasari metode ini adalah kerangka teori perilaku. Cirinya adalah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar kepada sejumlah perilaku yang kecil  dan berurutan, sehingga perubahan perilaku siswa tersebut dapat diamati secara jelas.
E.      Mau  Menjadi  saksi
                 Bersaksi (Yunani disebut Marturia) adalah menyatakan apa yang telah diperbuat oleh Allah di dalam Yesus Kristus bagi keselamatan manusia. Bersaksi  tidak lepas dari cara guru mendidik murid-muridnya, yaitu memimpin mereka kepada  pengetahuan dan pertumbuhan iman kepada Kristus.
                 Tujuan dari pelaksanaan kesaksian adalah untuk mendewasakan anak-anak supaya mereka sanggup melayani dan membangun dirinya. Kesaksian bukanlah teori belaka, tetapi kesaksian adalah pengalaman hidup bersama Yesus. Untuk menjadi saksi kita harus lebih dahulu tahu apa itu kesaksian, dengan demikian kita tidak dapat meraba-raba seperti orang buta. Setiap orang percaya memiliki kesaksian atau pengalaman hidup sebagai kasih karunia dari Tuhan, yang kemudian kesaksian itu dipergunakan untuk melayani Tuhan dan sesama.
F.           Pembentukan perilaku remaja 
          Pembentukan perilaku hanya biasa terjadi apabila adanya kemampuan  guru pendidikan agama Kristen terhadap perilaku siswa.Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap ransangan atau lingkungan .Pembentukan perilaku adalah sifat batin manusia dapat berubah sesuai dengan tahap pengaruh yang di alami.Perubahan terhadap perilaku padaanak merupakan perubahan lewat pengamatan yang ditularkan oleh guru sekolah minggu  sebagai pendidik (Depdikbud 1999:752).Pembentukan perilaku atau karakter anak dapat dimulai dengan bertumbuhnya iman anak didik dalam kasih     ( yohanes 13: 34-35 ).Pembentukan  ditandai oleh sikap dan upaya yang ajek.Pembentukan bagi siswa adalah cermin atau model dari keteladanan guru sekolah minggu terhadap anak. Perubahan perilaku hanya biasa terjadi apabila adanya pengaruh dari pembinaan moral yang baik konsep dasar dari perubahan perilaku atau karakter adalah bagaimana menanamkan nilai  nilai moral yang berhubungan dengan sifat – sifat tetapi juga dapatn watak anak. Dalam hal ini guru tidak hanya tampil sebagai penafsir ilmu pengetahuan tetap juga hal yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan  nilai – nilai moral anak.Hasil penelitian mengatakan bahwa seorang guru sekolah minggu  yang baik bukan saja dapat mengendalikan diri sendiri, tetapi juga dapat mempengaruhi orang lain ( anak  )  terutama pada anak didik. Anak bukan saja belajar melalui perkataan atau indra yang lain tetapi juga melalui perilaku.Hidup bersama adalah realitas kehidupan yang tidak biasa diingkari sebab manusia memang tidak mungkin biasa hidup sendiri. ( Homo Homoni Lupus ), manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi “ penolong yang sepadan ” bagi sesamanya,( Kejadian 2:18 ) melalui hidup bersama orang dipanggil untuk menjadi berkat dan mendatangKan kebaikan bagi dunia sekitarnya.

Makna Hidup Bersama Adalah :

                Hidup bersama adalah realitas kehidupan yang tidak bisa diingkari, sebab manusia memang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi "penolong yang sepadan" bagi sesamanya (Kejadian 2:18). Melalui hidup bersama, orang dipanggil untuk hidup menjadi berkat dan mendatangkan kebaikan bagi dunia sekitarnya.

Makna hidup bersama adalah:
  1. Menjadi garam dan terang (Matius 5:13-16)
    Fungsi garam adalah memberi rasa dan mengawetkan sesuatu. Fungsi terang adalah membimbing dan menolong seseorang untuk melihat; memperhatikan sesuatu dengan jelas. Hidup dalam kebersamaan adalah kesempatan untuk saling mendatangkan berkat, mendatangkan kebaikan, mendatangkan sesuatu yang menyenangkan bagi orang banyak orang di sekitarnya. Hidup dalam kebersamaan seharusnya membuat orang mampu melihat dan membangun hal-hal yang baik. Hidup dalam kebersamaan adalah kesempatan bagi orang percaya untuk menyatakan, membuktikan, dan memperlihatkan kebenaran-kebenaran Allah, supaya orang lain bisa melihatnya. Hidup dalam kebersamaan akan memberikan kesempatan pada orang percaya untuk memberikan arti dan makna dalam lingkungan dan masyarakat.

  1. Menyeimbangkan hidup sebagai anak Tuhan dan anak manusia (I Samuel 2:11-26)
                   Samuel adalah seorang anak yang dipersembahkan kepada Tuhan sebagai nazar yang dilakukan oleh orang tuanya. Ia dibesarkan dalam lingkungan rumah ibadah di Silo dan dipersiapkan untuk menjadi pelayan Tuhan. Dalam masa pembinaan diri itu, Samuel menghadapi banyak masalah, terutama dari anak-anak imam Eli, Hofni dan Pinehas. Sebagai orang yang memang dipersiapkan untuk menjadi pelayan Tuhan, persoalan yang dihadapi oleh Samuel menjadi sebuah batu ujian untuk tetap setia kepada ajaran-ajaran Tuhan. Hubungan dengan sesama manusia yang tetap terjaga dengan baik. Ia mengalami tantangan dari sesama manusia dan tidak menanggapi dengan sikap negatif, membuktikan bahwa Samuel setia pada kebenaran dan ajaran-ajaran Tuhan. Pada akhirnya, Samuel semakin disukai di hadapan Tuhan dan di depan sesama manusia.

  1. Membangun kasih dalam suka dan duka, dalam keadaan apa pun (I Samuel 20:1-43)

    Kisah Daud dan Yonathan yang disaksikan dalam I Samuel 20:1-43, menceritakan kisah suka dan duka dalam kehidupan bersama. Karena kebencian Saul pada Daud, persahabatan Yonathan dan Daud mendapat ujian yang tidak mudah. Saul akan membunuh Daud. Sebagai sahabat yang baik, Yonathan mencoba menolong Daud dan mencari tahu alasan Saul (ayah Yonathan) yang akan membunuh Daud. Yonathan ingin menempatkan dirinya secara adil dan bijaksana di antara sahabat dan ayahnya. Ini bukan menjelaskan sikap dan tindakan yang "plin-plan". Yonathan ingin membangun persahabatannya dengan Daud dan ketaatan pada ayahnya dengan prinsip keadilan dan kebenaran. Hidup dalam kebersamaan yang baik dengan orang, mendorong seseorang untuk melakukan yang terbaik untuk sesamanya. Walau risikonya berat, meskipun kematian.












III.      KERANGKA  BERPIKIR    
          Berdasarkan uraian – uraian diatas, maka penulis dapat mengembangkan suatu kerangka berpikir yaitu; cara penulisan berargumentasi dalam merumuskan hipotesis, sebagai berikut :
jika Tanggung jawab  guru sekolah minggu terhadap meningkatkan moral anak  menjadi serius maka tujuan gereja melalui  sekolah minggu  akan tercapai.Kerangka berpikir ini dapat digambarkan sebagai berikut  :

INPUT
Tanggung jawab guru sekolah minggu  :



= Sebagai Gembala



= Sebagai Penginjilan


 
PROSES

KMB
(Pembinaan melalui sekolah minggu )
 
OUT- PUT
Meningkatkan  moral anak


# Perubahan perilaku


#. Rajin  beribadah
 
 
   














BAB III
METODOLOGI   PENELITIAN

A.    METODE PENELITIAN
                      Berdasakan pada tujuan penelitian ini, maka metode yang akan penulis pakai adalah metode deskriptif. Menurut ( Bahar Soeharto 1973 : 31). Metode deskriptif dapat menyelidiki dan memecahkan masalah yang berlangsung pada sekarang serta tertuju pada masalah aktual yang mempunyai keyakinan bahwa metode deskriptif dapat menyelidiki dan memecahkan masalah yang berlangsung serta tertuju pada masalah penelitian yang ada di lapangan. Dengan ciri- ciri metode deskriptif adalah sebagai berikut :
1.      Memusatkan diri pada pemecahan masalah sekarang yang merupakan masalah aktual
2.      Data yang dikumpulkan mula – mula disusun, dijelaskan dan kemudian  di analisis.

B . VARIABEL PENELITIAN   
                      Variabel penelitian biasanya lebih dari satu variabel. Dalam penelitian ini mengungkapkan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a.                       Variabel bebas ( independent variabel )
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau factor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau  unsur lain ( H.Hadari Nawawi, 2003: 56 ).maka fariabel bebas dalam penelitian ini adalah tanggung jawab guru sekolah minggu, dengan sub – sub variabelnya sebagai berikut :
Ø  Guru Sekolah Minggu Sebagai  Gembala
Ø  Guru Sekolah Minggu Sebagai Penginjil
b.     Variabel Terikat
          Variabel terikat  adalah sejumlah gejala atau factor atau unsure yang ada atau munncul di    pengaruhi atau di tentukan oleh adanya variabel bebas (H.Hadari Nawawi,2003:57)
Dengan demikian,maka variabel yang  menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah; meningkatkan  moral anak.
Ø  Perubahan  Perilaku
Ø  Rajin Beribadah

C .   POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi
             Populasi adalah keseluruhan dari suatu objek yang menjadi kuantitas atau karakteristisk tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( CH. Hadari Nawawi 2003 : 141 ) berdasarkan diatas dengan kenyataan ini, maka yang terjadi populasi ini adalah Remaja yang berada di jemaat GIDI Agape Sentani berjumlah 27 wanita dan 9 pria yang berjumlah 36 remaja di tingkat remaja yang ada.


b. Sampel
           Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari sumber data atau dengan data lain, sampel juga bagian dari populasi untuk mewakili keseluruhan dari Remaja di Gereja Agape, maka total sampel adalah 19 wanita dan 17  pria yang berjumlah 36 orang Remaja yang ada.
            Dengan keeluruhan populasi itu terbatas untuk penulisan deskriptif seperti survey, sampel hendak 36 anak remaja karena berjumlah populasi sedikit, maka penilaian dari tingkat atas pemimpin ke bawah anak remaja di Gereja GIDI Agape adalah 27 wanita dan 9 pria yang berjumlah 36  anak remaja yang ada sekarang ( Arikunto, 1996 : 107 ).
        Berdasarkan penelitian diatas, maka penulisbsampel maupun teori random sampling total sampel ada 19 wanita dan 17 pria yang berjumlah 36 orang anak remaja di jemaat GIDI Agape Sentani yang ada ( Hariyanto, Metode Penelitian ).

D . TEKNIK  PENGUMPULAN  DATA
       Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut  :
a.                       Teknik Observasi
             Menurut husaini Usman c.s. (2001 : 54 ) Observasi adalah pemgamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala – gejala yang di teliti.Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila;sesuai dengan tujuan penelituan, yang di rencanakan di catat secara sistematis dan dapat control keandalannya reliabilitasnya dan validilitasnya.Dalam teknik pelaksanaan penulis mengadakan pemgamatan dan pencatatan mengenai sejauhmana Tanggung Jawab Guru sekolah minggu  dalam meningkatkan moral anak
b.                      Teknik Angket ( Quisioner )
Angket adalah pertanyaan yang di kirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui perantara ( ibid. hal. 60 ) dalam teknik pelaksananya,penulis mengunakan daftar pertanyaan yang disesuaikan dengan masalah yang di telti untuk mendapatkan informasi yang di perlukan dalam penelitian sehingga dapat melihat persoalan lebih jelas dan dengan berpikir mencoba memberikan solusinya.
c.                       Teknik Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.Pewawancara disebut juga interviewer,sedangkan orang yang di wawancarai disebut interviewee.Wawancara berguna untuk :mendapatkan data ditangan pertama/primer,pelengkap pengumpul data lainya, menguji hasil pengumpulan data lainya (ibid. hal . 57 – 58 ).
d.                      Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan trankrip,buku – buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen rapat, lengger dan sebagainya ( Suharsimi, 2002 : 206 ).
Metode dokumentasi ini sama dengan studi kepustakaan.Teknik pengumpulan data ini dipergunakan untuk mendapat data sekunder berupa teori  - teori yang ada relevansinya dengan judul penelitian dan permasalahan .

E .   TEKNIK ANALISA DATA
Untuk memproses data menjadi hasil penelitian yang baik dan benar maka penulis
mengunakan teknik deskkriptif dengan data yang telah diperoleh dari responden
melalui observasi dan wawancara data tersebut diolah dan dianalisa secara kualitatif
dengan merumuskan analisa penelitian kwalitatif sebagai berikut : 

                           F
               P    =                 X    100 %
                                      N

Keterangan
P    =   presentase
F    =    Frekuwensi         
N   =    Total



BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. TINJAUAN UMUM
                       Jemaat GIDI Agape Sentani merupakan salah satu Gereja jemaat protestan di indonesia. Sesungguhnya jemaat adalah kumpulan orang dalam satu persekutuan sebagai tubuh Kristus.  Olehnya rencana Tuhan ketika itu tim kerja telah melihat dan mengamati umat ini bahwa; semakin hari-semakin bertambah di lingkungan organisasi kemahasiswaan dalam naungan Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Klasis Seng dan Klasis Solo yang di singkat ( IP2MKSKS). Sehingga tim kerja telah di bentuk secara diam-diam dan bekerja keras untuk kepentingan umat yang tersembunyi ini sejak tahun 2013 tepat pada tanggal 3 Mei dengan kerinduan serta harapan yang tinggi bahwa suatu telak nanti di lingkungan Organisasi Kemahasiswaan ini akan berdiri suatu jemaat yang besar. Tim juga sadar bahwa gereja ini lahir hanya karena ada kesatuan yang kuat dalam Ikatan Kemahasiswaan yang disebut IP2MKSKS berdasarkan dengan semboyan “ Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu “`
               Kerinduan dan harapan Jemaat GIDI Agape Sentani serta Pemimpin Gereja GIDI, ini tetap punya semangat untuk melanjutkan pekerjaan Allah Yang Mulia ini. Gereja GIDI Agape kami jemaat pikir hanya POS PI tetapi karena anugrah Tuhan sehingga Ketua Klasis SYCLOP Sentani langsung datang di tengah-tengah jemaat agape kemudian apa yang jemaat pikirkan dan harapkan itu terwujud sehingga ketua klasis syclop memberikan Gereja Agape itu menjadi BAKAL Jemaat sampai sekarang. Kira-kira umur Gereja Agape Sentani saat ini 9 bulan. Loby untuk menghadirkan Gereja Agape ini dilakukan oleh beberapa orang pengagas yaitu diantaranya EV. MARKUS KOBAK, S.PD.K, PENAS BAHABOL, BAPAK LESSIO J.J.D SUHUN, SH.,M.H. Usaha dari pada ke 3 pendiri ini jemaat agape didirikan pada tanggal 28 Oktober tahun 2014 di lingkungan asrama lolat, dengan mendasarkan Alkitab ( Klose 2 : 7 ) Hendaklah kamu perkara di dalam dia dan di bangun diatas dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimbah dengan syukur.
            Jemaat GIDI Agape Sentani ini kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa karena jemaat ini disebut Jemaat Pelajar dan Jemaat ini 100% orang pedalaman yang terdapat dalam suku yali yang datang dari pedalaman untuk mengikuti studi di jayapura. Suku yali ini sendiri dari utara jayawijaya.

1. Penjelasan Profil Jemaat GIDI Agape
a.       - Nama Gembala  : Ev. Markinus Kobak
              - Wakil Gembala  : Ronis Suhuniap
              -  Ketua Majelis     : Sepetinus Kobak
b.      Jumlah Majelis di Gereja GIDI Agape berjumlah 9 orang
c.       Jumlah Pemuda di Jemaat GIDI Agape Sentani berjumlah 22 pemuda yang ada  
d.      Jumlah Anak Sekolah Minggu di Gereja GIDI Agape sentani
            Sekolah Minggu dibagi menjadi 3 ( Tiga )
o   Kelas kanak-anak (Usia 3-5 tahun 20 anak)
o   Kelas anak tanggung ( Usia 6-10 tahun 15 )
o    Kelas Remaja ( Usia 11-18 ) berjumlah 36 orang remaja
e.       Dari keseluruhan itu jumlah jemaat  GIDI Agape Sentani berjumlah adalah 323  jemaat
2. Letak Geografis Jemaat Gidi Agape Sentani
          Jemaat GIDI Agape Sentani letak di belakang Perumahan Permata Hijau Sentani dan termasuk di wilayah kabupaten jayapura. Dan letak lokasi gereja GIDI Agape Sentani di lingkungan asrama lolat, ukuran 400 m, panjang dan 200 m lebarnya dan dikelilingi tembok, perumahan permata hijau, di dalam ada 5 buah unit rumah atau asrama yaitu terdiri dari :
1). Gereja
2). Asrama SALBUDE
3). Asrama Wanim
4). Sekretariat sementara Ikatan IP2MKSKS

3. Letak Batas-batas Lokasi Wilayah Jemaat GIDI Agape Sentani
Sebagai berikut :
a.       Semua lingkungan gereja dikelilingi oleh tembok
b.      Sebelah timur jalan masuk BTN Seriah
c.       Di bagian utara adalah sungai menuju ke danau
d.      Di bagian selatan jalan Masuk Perumahan permata hijau
e.       Sebelah barat perkebunan warga jemaat Agape dan juga gubuk-gubuk bukan jemaat agape

4. Keadaan Demokrasi
                   Jemaat GIDI Agape Sentani pada umumnya baik, dalam bidang pelayanan saling menghargai dan saling mengerti di dalam kehidupan masing-masing misalnya pekerjaan gerejani tetapi kadang-kadang tidak aktif karena lingkungan Rumah Jemaat jauh dengan rumah warga jemaat tersebut tinggal.

5. Sosial Budaya Jemaat GIDI Agape Sentani
    a.  Sosial
            Sosial merupakan segala sesuatu mengenai masyarakat atau reaksi-reaksi gerak-gerik yang dimiliki oleh manusia pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial memiliki  rasa kasih ingin berbuat baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain, mengasihi, dikasihi, misalnya menolong orang yang mengalami kesulitan, memberikan firman Tuhan kepada anak remaja, serta menanamkan moral yang baik kepada remaja dan dengan harapan agar remaja tersebut menjadi anak yang terdidik dalam Firman Tuhan (Matius 22 : 37-40). Dengan mewujudkan kasih yang berarti peduli sesama manusia bahkan seluruh isi dunia. oleh sebab itu Guru sekolah minggu Remaja juga peduli kepada anak remaja sehingga melayani, mendidik, mengarahkan, dengan firman Tuhan agar remaja tersebut dapat mengerti kebenaran Allah.


b. Budaya
                Budaya juga merupakan salah satu tradisi yang dibawah oleh masyarakat di suatu daerah tertentu, demikian pula Jemaat GIDI Agape Sentani punya latar belakang masing-masing jemaat itu berbeda karena berdasarkan latar belakang daripada judul skripsi ini disana mengatakan ada satu (1) suku, maka yang jelas budaya tidak beda. Misalnya dari satu suku ini sama, misalnya rumah adat honai, bahasa yali, serta cara hidup aturn sama.
         Budaya ini  tidak merugikan anak remaja dalam penghabatan meningkatkan moral anak remaja karena satu suku sehingga mudah memberikan pemahaman Firman Tuhan serta meningkatkan moral anak remaja dengan baik.
                   
6. Keadaan Ekonomi Di Jemaat GIDI Agape Sentani
                  Seluruh  ciptaan Allah , itu berarti dunia material yang ada dibawah kuasa Kebapaan Ilahi dari Bapa Surgawi, yang menyediakan bagi kebutuhan anak-anakNya dan semua adalah anak-anak Bapa (Kejadian 1 : 11.12 dan Kejadian 1: 24, 25) Allah menciptakan semua tumbuh-tumbuhan dan makhluk bertumbuh dan berkembang biak, hal ini menunjukkan ke permukaan ekonomi ( Dr. Phil Eka Darmaputera).
                 Etos kerja merupakan salah satu usaha yang dilakukan seseorang maupun kelompok untuk dapat mencapai tujuan hidup. Etos juga merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kesuksesan pembangunan fisik maupun non fisik. Allah artinya bekerja bagian dan hakikat manusia sebagai (Kejadian 1 : 15 ) Tuhan Allah mengambil manusaiitu untuk menempatkan dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Artinya awal mula Allah memberikan hak untuk manusia bekerja dari dulu hingga kinidan dimana saja dan kapan saja manusia itu dapat bertugas.
                Maka Majelis Jemaat GIDI Agape Sentani dapat bertugas sampai sekarang ini di bidang ekonomi tidak begitu nampak karena ada yang kerja dan yang tidak kerja alasannya bahwa Majelis yang lain adalah mahasiswa/i yang hanya sumber pendapatan hanya dari usaha sendiri, bantuan, bantuan pemda. Jadi tingkat tingkay kesejahteraan sedang saja, tetapi semua warga jemaat keseluruhan sedang berkembang dalam bidang ekonomi di Jemaat GIDI Agape Sentani.

B . HASIL PEMBAHASAN
ANALISIS TERHADAP PENGETAHUAN ALKITAB  REMAJA TERHADAP KEMUNDURAN MORAL ANAK  REMAJA
A.               ANALISA DATA  RESPONDEN
                                     
                         Tabel 01

1.Jumlah  Anak Remaja
                             
NO
Jumlah  anak Remaja
   Laki – laki
  Perempuan
1
 35  Anak  Remaja
     17
        19

                                                Tabel   02

2.Jumlah   Pengasuh  Jemaat  Agape
NO
Nama  Pengasuh
  Jenis Kelamin
 Usia
Pendidikan
1
Dersi Balingga
P
21
Mhsw
2
Jemina Suhun
P
27
S 1 -
3
Keni Balingga
P
31
S1-
4
Siska  Silib
P
23
SMA
5
Mariana  Balingga
P
29
Mhsw
6
Zarlina  Bahabol
P
24
Mhsw
7
Ice  Mohi
P
27
Mhsw
8
Teana Suhun
P
22
Mhsw
9
Unes Hembisafon
L
30
S1-
10
Yulince Suhun
P
22
Mhsw
11
Yol Y0al
L
29
SMA
12
Zafarlina    L
P
32
Mhsw
13
Anika  Bahabol
P
24
Mhsw

                                                    Tabel    03
3.Jumlah  Pengasuh  Pendidikan
                             
NO
Jumlah  Pengasuh
13
1
  Laki – laki
2
2
Perempuan
11
3
SMA
2
4
Mahasiswa
8
5
Sarjana   S1
3
 
B.     HASIL  RESPONDEN
                                            Tabel 04

4.Apakah Guru  Sekolah  Minggu  Pernah mengikuti Pendidikan Teologi
No
Pendapat Responden
 Frekuensi
 Presentase
1
Ya
5
                 27,8   %
2
Tidak
13
                 72,2     %

Jumlah
18
                 100  %

             Berdasarkan  hasil penelitian table di atas ,maka  dari  18 responden yang menjawab pertanyaan tentang  pendidikan  guru sekolah minggu  dan yang menjawab  Ya  5 responden atau  27,8    % sedangkann yang menjawab  Tidak  ada  13  responden atau  72,2  %
 
Tabel  05
5.Apakah sebagai anak sekolah minggu tingkat remaja  ,anda pernah mendengar dan melihat anak-anak  mengeluarkan kata – kata yang  tidak baik  kepada anda  atau bagi pengasu sekolah minggu ?

No
Pendapat Responden
 Frekuensi
 Presentase
1
Ya
            8
                     44   %
2
Tidak
           10
                      56     %

Jumlah
           18
                  100  %

                       Sesuai dengan  table  5 pada pertanyaan, bahwa masih ada anak sekolah minggu tingkat remaja yang sering mengeluarkan kata kotor baik untuk teman atau  untuk  pengasuh sekolah minggu. Sebanyak   yang menjawab  Ya   8 anak atau  44  % dan yang menjawab Tidak  ada  10 anak atau   56  % responden
  
                                              Tabel   06
5.         Apakah sebagai Guru Sekolah Minggu  selalu mengajarkan  anak tentang hal –hal  kebenaran ?

No
Pendapat Responden
 Frekuensi
 Presentase
1
Ya
        13
                 72,8   %
2
Tidak
          5
                 27,8     %

Jumlah
       18
                 100  %

Berdasarkan pertanyaan  tentang mengajar anak tentang hal kebenaran ,dan yang menjawab  Ya  13  atau 72,8 %  dan  yang menjawab  tidak  ada  5 responden atau  27.8 %
                                            Tabel  07
      Apakah Guru Sekolah Minggu pernah mengadakan  seminar  di Gereja ?

No
Pendapat Responden
 Frekuensi
             Presentase   %
1
Ya
          10
                   56     %
2
Tidak
           8
                     44   %

Jumlah
       18
                 100  %

              Sesuai dengan  hasil penelitian yang dapat di peroleh dari responden di atas maka  dari   18 responden yang menjawab  Ya  10 atau   56 %  dan yang menjawab  Tidak  8  orang atau   44 % yang menjawab  tidak

Tabel   08
Apakah  guru sekolah minggu  juga mengajarkan bahwa  nilai moral juga berasal dari Alkitab ?

No
Pendapat Responden
 Frekuensi
             Presentase   %
1
Ya
           1
                 5,56       %
2
Tidak
          17
                 94,4      %

Jumlah
          18
                 100  %

Sesuai hasil penelitian  diatas,maka  responden yang menjawab  Ya  1 orang atau 55,6 % sedangkan yang menjawab  Tiidak ada  17 responden atau  94,4  % dari jumlah  responden yang ada  yaitu  18 orang.




C.       LANGKAH-LANGKAH REMAJA DALAM PEMBINAAN MENINGKATKAN MORAL ANAK REMAJA GIDI AGAPE SENTANI
               Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengumpulan data yang penulis dapat peroleh dari responden yang telah diteliti adalah sebagai berikut :
1.  Anak remaja di gereja GIDI Agape Sentani awal berjumlah 19 tetapi pemilihan tahun ini bertambah 17 maka berjumlah 36 anak remaja
2.  Anak sekolah minggu remaja dan remaja memiliki tenaga profesional yang baru, yaitu dari mahasiswa STAKPN Semester Akhir sekitar 5 mahasiswi serta majelis jemaat.
3.  Anak remaja di jemaat GIDI Agape Sentani juga menjalani kegiatan dilayani pada hari minggu dan rabu gembira.
4. Selain itu juga anak remaja Jemaat GIDI Agape Sentani mengikuti jadwal yang di tetapkan oleh pengasuh atau guru sekolah minggu.
a.       Ibadah rabu gembira
b.      Ibadah ulang tahun
c.       Pelatihan remaja dalam firman Tuhan
5. Langkah-langkah lain juga anak remaja di jemat GIDI Agape sentani di berikan pelatiahan  untuk mendukung program
1.      ` Sekolah minggu
Sekolah Minggu di Bagi Menajadi 3 ( Tiga ) :
a.       Kelas Kanak-kanak ( Usia 3-5 tahun )
b.      Kelas Menengah atau ( 6-10 tahun )
c.       Kelas Remaja ( Usia 11-16 tahun )
2.      Kegiatan Fisik
               Mengikuti kegiatan awana tiap hari selasa
3.      Non fisik
          Menjalankan sembahyang rutin di rumah-rumah 3 bulan sekali













BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
                 Berdasarkan hasil data penelitian dari Bab IV dapat di evaluasikan oleh responden diatas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.
                Dari data table 01 menunjukan bahwa seluruh anak remaja di Jemaat GIDI Agape Sentani adalah berjumlah 36 orang diantaranya adalah laki-laki 17 orang sedangkan perempuan 19 orang.
                Dari data table 02 menunjukan bahwa jumlah pengasuh di Jemaat GIDI Agape berjumlah 11 diantaranya adalah perempuan 9 orang sedangakan lak-laki 2 orang semuanya itu ada yang mahasiswa/I dan ada yang sudah selesai pendidikan.
       Dari data table 03 perlu kita ketahui bersama bahwa jumlah pengasuh pendidikan 13 orang sedangkan laki-laki 2 orang sedangkan perempuan 11 orang diantaranya ada yang SMA 2 orang, mahasiswi 8 orang sedangkan lainnya sudah selesai pendidikan3 orang
                 Berdasarkan  hasil penelitian table 04 di atas ,maka  dari  18 responden yang menjawab pertanyaan tentang  pendidikan  guru sekolah minggu  dan yang menjawab  Ya  5 responden atau  27,8    % sedangkann yang menjawab  Tidak  ada  13  responden atau  72,2  %.
               Sesuai dengan  table  05 pada pertanyaan, bahwa masih ada anak sekolah minggu tingkat remaja yang sering mengeluarkan kata kotor baik untuk teman atau  untuk  pengasuh sekolah minggu. Sebanyak   yang menjawab  Ya   8 anak atau  44  % dan yang menjawab Tidak  ada  10 anak atau   56  % responden   
              Berdasarkan pertanyaan pada table 06 tentang mengajar anak tentang hal kebenaran ,dan yang menjawab  Ya  13  atau 72,8 %  dan  yang menjawab  tidak  ada  5 responden atau  27.8 %.
                 Dari data 07 pertanyaan berikut ini Apakah Guru Sekolah Minggu pernah mengadakan seminar  di Gereja ?.  Sesuai dengan  hasil penelitian yang dapat di peroleh dari responden di atas maka  dari   18 responden yang menjawab  Ya  10 atau   56 %  dan yang menjawab  Tidak  8  orang atau   44 % yang menjawab  tidak.
               Dari data table 08, pertanyaan Apakah  guru sekolah minggu  juga mengajarkan bahwa  nilai moral juga berasal dari Alkitab ?. Sesuai hasil penelitian  diatas,maka  responden yang menjawab  Ya  1 orang atau 55,6 % sedangkan yang menjawab  Tiidak ada  17 responden atau  94,4  % dari jumlah  responden yang ada  yaitu  18 orang.
           Berdasarkan bukti kesimpulan diatas, maka baik dari data analisis tentang peningkatan moral Anak Remaja di Jemaat GIDI Agape, dan dari kedua analisis data table ini menunjukan bahwa tingkat rendahnya Alkitab Remaja terhadap peningkatan moral remaja di Jemaat Agape GIDI Sentani sangat kurang atau minim. Oleh sebab itu penulis juga hati besar untuk melihat dan memperhatikan kemudian menyusun proposal skripsi ini untuk dapat digunakan dimana pada saat diperlukan atau dibutuhkan oleh warga jemaat GIDI Agape Sentani.

B . SARAN DAN KRITIK
a.      Saran
                 Merupakan suatu gagasan yang disampaikan oleh si pengamat kepada sasaran atau objek agar masa depan lebih baik daripada masa kini. Berdasarkanb gagasan seperti diatas maka penulis sarankan kepada Anak Remaja GIDI Agape Sentani agar perlu meningkatkan Moral dan perlu di perhatikan dalam iman dan moral warga jemaat antara lain :
1.      Pengetahuan Alkitab ditingkat anak Remaja ditingkatkan lewat pembinaan oleh para Guru Sekolah Minggu dengan lebih efektif.
2.      Maka stabilnya perubahan moral Anak Remaja GIDI Agape Sentani akan nampak
3.      Kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan yang dihadapi itu biarlah berlalu tetapi sekarang diharapkan agar dapat bersatu berkadengan tangan dan bekerja sama untuk membangun Jemaat GIDI Agape Sentani yang maju dan kuat mandiri (Kisa Para Rasul 2 : 46,47;4,33 dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian-kesaksian tentang  kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang berlimpah-limpah.
b.  Kritik
             Dapat Kesempatan dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Majelis Jemaat GIDI Agape Sentani dan yang kedua  Dosen-dosen Seklah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Berere- Sentani Jayapura Papua dan ketiga Dosen-dosen Penguji Ujian Skripsi dan yang keempat semua orang yang dapat sempat membaca skripsi ini.
             Penulis dapat menyapaikan kepada beberapa bagian yang saya maksudkan diatas, maka kesalahan-kesalahan teknis dalam penulisan skripsi ini baik kata-kata kurang tepat atau pengertian-pengertian yang penulis muatkam dalam skripsi ini, dapat membaca dan menemukan seperti demikian, maka penulis mengharapkan agar mengkritik sesuai dengan prosedur yang ada, terutama kritik membangun untuk masa depan tujuan bersama ini.










DAFTAR  PUSTAKA

Alkitab,  Jakarta:  LAI  1993
Boehkle Robert  R : Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan  Agama Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991.
Campbell Wyckoff, Toward a Defenition of Religious Educations As A Disipline, “Religious Education, September-Oktober, 1967
 Daniel Haryono (Peny.), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakartab;Media Pustaka ,2009
Depdikbud, Pelaksanaan Sistim Pendidikan, 1999, Jakarta, Dirjen Dikdasmen. 1986
Gustav Melkias Wutoy, dan.Johana Wutoy-Hallatu, untuk keperluanPembinaan Pengasuh Sekolah Minggu GKI Di Tanah Papua.
http://pengolahan-dan-analisis-data.blogspot.com/2013/03/pengolahan-dan-analisis-data_3.htm
Jenny Teichman, Etika Sosial, Jakarta: Pustaka Sosial, 1998
Jhon M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, Bandung: Bina Media Informasi,  2007
Leahy Louis, Agama dan Filsafat, Jakarta,  1997.
Nawawi Handari,  Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogjakarta: Gajah Mada Univercity Press, 1998.

I .  JADWAL PENELITIAN

No
Tahapan Kegiatan
Waktu Pelaksanaan/Pekan
I
II
III
VI
VII
VIII
X
IX
1
Persiapan






2
Observasi

ü 
ü   




3
Dokumentasi






4
Wawancara





5      
Konsolidasi 


   II. RANCANGAN   BIAYA.


NO
JENIS  KEGIATAN
        JUMLAH     ( Rp  )
1.
 Persiapan

Ø      
Penyusunan proposal
   Rp.  500.000,-
Ø      
Seminar proposal
   Rp. 500.000,-
2
Pelaksanaan

Ø      
Pengambilan data di    lapangan
    Rp. 200.000,-
3
 Pelaporan

Ø      
Seminar  hasil  penelitian
     Rp.   500.000,-
Ø      
Perbaikan  laporan
     Rp. 500.000,-
Ø      
Penggandaan dan  penginjilan
     Rp.  1.000.000,-
Ø      
J   U   M   L   A   H
     RP.  5.000.000,-





DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I . Identitas Pribadi
Nama                               : MERALINCE BAHABOL
Nim                                  : 2011.04.0083
Semester                        : XIII
Jurusan                          : GURU
Program Study              : PAK
Tempat / Tgl Lahir     : Wanim 8 Januari 1986
Hoby                              : MENGAJAR
Agama                            : KRISTEN PROTESTAN
Pekerjaan                     : MAHASIswi
: Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan penuh ucapan syukur


II . PENDIDIKAN
Tahun 1999 - 2003   : SD Inpres Wanim
Tahun 2003 – 2006   : SMP 45 Entrop Jayapura
Tahun 2006 – 2009   : SMA 4 Jayapura
Tahun 2009 – 2015   : STAKPN Burere Sentan Jayapura

III . Nama Orang Tua
Ayah                               : Bapak Simson Bahabol
Ibu                                  : Marianita Kobak
Pekerjaan                       : Tani
Alamat                            : Wanim distrik Lolat kab. yahukimo